malam ini tiba-tiba, setelah sekian lama tak melihat tampak rupamu, kamu baru saja mengunggah foto baru. kulihat wajahmu tersenyum, tapi tak seperti terakhir kali aku melihatnya tersenyum, entah kenapa tiba-tiba saja aku merasa senyum itu masih milikku. senyum itu ditujukan untukku.
ah, sudahlah. kenapa aku ini, bukankah kamu yang dulu melukaiku dengan cara yang terlampau sadis? seandainya kita masih bisa bertegur sapa, ah.. kenapa tiba-tiba aku merasa begitu merindukanmu?
mungkin gara-gara lantunan lagu rapuh dari padi mengisi penuh telingaku. pikiran dan bayanganku kembali kepada masa lalu, masa bahagia kita yang dulu sempat kugenggam terlalu erat, sampai sekarang mungkin masih tersisa keikhlasan, yang sebenarnya tak pernah aku ikhlaskan.
aku ingi bercerita, kau pendengar yang sangat handal bukan? seluruh waktu kau habiskan hanya untuk mendengarku berceloteh, dimotor, di telpon, di taman, di jalan, pada saat pagi hari, pada saat pertama kita bergandengan dan cinta jatuh luruh setiap kali kau tertawa? ah hebat, aku memang pelupa yang tidak pernah lupa mengingat. aku bahkan masih ingat kebiasaan yang sudah hampir 4 tahun kita tinggalkan..
malam ini, aku sedang bertengkar dengan pria yang sudah mengembalikan senyumku el. senyum yang dulu pernah kau bawa pergi dan kupikir tak pernah akan kutemukan lagi. senyum yang dulu kupikir akan kuberi padamu setiap kali kau terbangun dari tidur.
el, dia pria yang baik. dia sayang padaku. sangat sayang. kata dia, dia lebih sayang aku lebih daripada aku menyayanginya. dia rela memberi apa saja untukku el.. sama sepertimu. ah, aku tidak sedang berusaha membandingkan kalian berdua. meski cinta kalian berdua memang sama sama seperti racun yang semakin hari semakin membuat aku lumpuh dan tak berdaya,
bukan el,aku tetap bersyukur atas kehadiranmu dalam hidupku yang meski hanya singkat.kau tau benar kan pribadiku? bahwa menjadi ikhlas tidaklah menjadi perkara yang mudah, akan selalu ada masa di mana kita menoleh kebelakang dan menyadari bahwa semua ada hikmahnya.
untuk setiap janji yang belum kau tepati el
untuk rencana yang belum sempat kita jalani dan terselesaikan
dan untuk impian yang mungkin tak akan kunjung nyata.
"belum" iya el, jauh dalam lubuk hatiku, setiap kali aku berbalik pada masa lalu ku? selalu ada bagian dari diriku yang ingin kembali. dan berharap bisa menemukanmu kembali
ah tidak el... entah akan ke arah mana postingan ini, aku sedang bernostalgia dengan pikiran gilaku dan kamu ada di dalamnya, tapi aku ingin bercerita tentang dia di pelukanmu.
el, seperti yang kuceritakan di awal, dia adalah pria yang baik dan penyayang. aku menyadari aku kadang berlebihan memperlakukannya. aku kadang membentaknya dan berlaku kasar padanya. hal yang sama sekali tak pernah kulakukan padamu sebelumnya kan el? di depanmu, aku adalah perempuan manis penyayang yang selalu tersenyum.
tapi el, kau tau, aku juga menyayanginya, dia yang begitu sabar menuntunku keluar dari semua kenangan masa lalu dan ingatan pahit yang pernah aku lewati denganmu. dia pria pertama yang berhasil meruntuhkan pertahananku. dia pria pertama, yang dengan berani membuatku membuka pelukan untuk melepaskan kenangan tentang mu yang selama ini aku genggam terlalu erat. dia juga el, pria yang meyakinkanku bahwa cinta masih ada dan mampu untuk aku miliki.
iya el.. dia sesempurna itu.. kau pasti tertegun kan? sama, kadang aku tak habis pikir dengan usahanya untuk membawaku pergi darimu. dan harus ku akui. aku sudah berani menatap hari depan dan tersenyum tanpa beban lagi sejak dia ada.
dia adalah semua kemungkinan ditengah ketidakmungkinanku
disaat aku berdoa pada Tuhan, sejak kepergianmu tak ingin lagi aku membuka hati, itu sebabnya aku berdoa agar Tuhan memampukanku mencium keningku sendiri, agar saat aku tak ada yang menemani, aku mampu melakukannya dengan diri ku sendiri.
tapi el, Tuhan menghadirkan dia. yang selalu mencium keningku, setiap kali aku merasa sedih, yang selalu siap memelukku saat aku merasa takut, yang selalu datang setiap kali aku merasa dalam bahaya.
tapi el, dia suka ketiduran. dan suka sok sibuk, dia sering meninggalkanku. tidak sepertimu el, yang seperti suami siaga saat sang istri sedang hamil tua. kadang, kalau aku sedang waras-warasnya, aku memakluminya, tapi saat aku tidak bisa, aku tak bisa mentolerir kesalahannya.
el, apa aku salah ketika aku mengharap dia mampu memberiku waktu, lebih dari yang dulu pernah kau berikan?
el, apa aku berdosa ketika aku mengharap dia mampu lebih dari mu?
tidak, aku tidak ingin membandingkan kalian berdua. kalian jelas berbeda, tapi el...
dia pria yang baik.
dan dia unggul satu hal darimu,
aku percaya pada dia.
hal yang sudah tidak lagi kamu miliki el.
el, dia pendengar yang baik, dia juga manis, dia penuh dengan kejutan, pelukannya hangat, senyumnya menenangkan, kecupannya dikening juga terasa sangat tulus.
ah el! aku rindu..
iya aku merindukannya.
terimakasih ya, karena mengingatmu, aku juga mengingat betapa aku beruntung ditemukan oleh dia. diperjuangkan sedemikian rupa oleh dia.
aku bahagia dengan dia el.
dan aku baru sadar, aku menulis ini dengan semua pikiranku tertuju pada dia.
doakan kami selalu bahagia ya!
sama seperti kudoakan kau dulu dan sampai sekarang untuk tetap bahagia, dengan atau tanpa aku.
el, dia pria yang baik..
sekarang aku yakin, aku berada di pelukan yang tepat
terimakasih sudah mendengar ceritaku el.
:)