Aku kehilangan kamu.
Bagaimana mungkin rasa kehilangan ini begitu mendalam, sementara aku tak pernah
memilikimu? Kamu yang selalu berdiam dalam ingatanku. Tak pernah terputus,
bahkan sampai mataku terpejam. Kamu selalu berhasil memasuki setiap celah di hati
dan pikiranku. Kini? Semua terisi penuh oleh tingkah dan candamu. Semua tentang
kamu, terekam hebat dalam otak yang sudah 17 tahun bersamaku ini.
Kesendirian ini membuatku
bebas darimu. Bebas memikirkanmu sebagai apapun yang aku mau. Sesak mendominasi
hatiku yang tak lagi merah. Terlalu banyak menanggung luka malah membuatnya
hitam pekat. Seperti langit malam mendung tanpa bintang. Seperti goa bawah
tanah tanpa cahaya. Seperti jalan sepi, tanpa ada kendaraan yang melewatinya.
Sederhana. Aku menikmati lukaku.
Luka yang kudapatkan karena mencintaimu. Iya sesederhana itu. Kamu jangan
merasa bersalah. Salahkan saja aku yang tak mampu menjaga hati, dan terlalu
banyak berharap pada harapan semu yang kubuat sendiri dalam pikiranku.
Kuciptakan kembali dalam duniaku. Iya. Dunia gelapku.
Kamu kembali hidup dalam
angan-angan yang aku bangun sendiri. Segala ketidakpercayaan akan keajaiban
kuhilangkan dari otakku yang bodoh ini. Iya. Kamu dan aku akn bersatu. Suatu
hari nanti entah kapan dan dimana. Jangan bunuh mimpiku ya. Biarkan dia hidup,
kalaupun harus jadi kenangan, biarkan aku saja yang menyimpannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar