dalam hidup,
kita selalu punya pilihan. memilih untuk tertawa, atau memilih untuk menangis.
semua pilihan itu, ada ditangan kita, tidak!! itu menurut orang. menurutku,
hati yang memiliki peran paling penting untuk menentukan bagaimana pilihan
seseorang dalam hidup.
seperti
saat ini, aku memilih untuk bahagia, di tengah rasa sakit saat mencintaimu.
ini
lucu. kita sangat jauh berbeda, kamu dengan prinsipmu dan aku dengan
perasaanku. kamu dengan logikamu, dan aku dengan hatiku. kamu dengan cuekmu,
dan aku dengan perhatianku.
aku
tidak habis pikir, bagaimana mungkin hatiku memilih kebahagiaan yang mungkin
lebih banyak membutuhkan air mata? benar, bahagia dan sedih itu sudah satu
paket, kita tidak mungkin mendapatkan "pelangi" yang indah tanpa
melewati "hujan".
cinta
ini terlalu sakit kalau hanya aku sendiri yang merasakan. berkali-kali
kuyakinkan dirimu, kita bisa melewati semuanya, berkali-kali pula kau keraskan
hatimu dan menganggap semua usaha yang (akan) kita lakukan mungkin berakhir
sia-sia. kamu kehilangan keberanianmu saat berhadapan dengan cinta. itu
pilihanmu, bertahan dengan keadaan yang membuatmu nyaman, sementara aku
meradang dengan luka menganga di hatiku.
tidak
bisakah kau sedikit mendukung apa yang telah kusematkan dalam doaku saat
berbincang dengan-Nya? saat namamu menjadi nama paling sering terucap di bibir
yang sudah basah karena air mata. berharap Tuhan akan membuatmu mengerti, aku
memilihmu, dan aku sangat yakin pilihanku akan membuatku bahagia.
tapi
tidak dengan kamu, kamu tetap tidak memilih. kamu memilih, untuk tidak memilih.
terlalu beratkah permintaanku untuk kau tengok sedikit saja?
malam
ini, aku juga mulai menyerah, menyerah pada rasa sakit yang mungkin aku
ciptakan sendiri, menyerah pada keadaan yang sudah terlalu menyakitkan.
haruskah hatiku memilih untuk berpisah?
haruskah
aku berhenti berusaha dan membiarkan semua berlalu?
haruskah
aku melepaskan semua harapan tinggi yang sudah kubangun bersamamu?
mungkin
jawaban nya adalah "iya". kamu tetap kamu, sekeras apapun aku
berusaha, kalau kamu tak pernah peduli, itu sama saja seperti aku menyia-nyiakn
hidup.
aku
masih tetap memilihmu,
ya,
memilih untuk menempatkanmu pada masa laluku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar