apa yang paling memberatkan dari sebuah kepergian? dia yang kamu tinggal pergi? atau? bertumpuk kenangan yang bahkan masih kau rasakan adanya? atau hati yang masih tertaut, mimpi yang masih tertinggal, yang tak mampu kau rengkuh kemudian kau pergi?
saya pernah membaca sebuah kalimat "ada baiknya kita tak perlu bertemu, jika nanti akan berpisah?"
sungguh, benar-benar orang yang tidak bersyukur. bukankah Tuhan sudah mencipta segala seimbang? kiri kanan, depan belakang, atas bawah, keluar masuk, pergi pulang, ditinggalkan meninggalkan, bahkan awal dan akhir.
jika sudah bertemu awal, sudah sepantasnya kita mempersiapkan diri kehilangan akhir. bukannya itu hal yang lumrah?
ada saat dimana kamu tidak pernah berani untuk memulai, lalu ketika itu dimulai, kau merasa nyaman, kau merasa bahagia, sampai pada akhirnya kau bertemu dengan "akhir" ujung segala bahagia dan bersiap dengan pedih, kehilangan, kepergian, saya rasa keduanya hal berbeda tapi berhasil menyakiti hati dengan hebat.
ini sudah hari kedua, terhitung sejak saya pergi dan meninggalkan. seseorang, ya, saya meninggalkan hati disana, di kotak itu. saya meninggalkan hati disana, tepat pada dia. lalu dengan segala ketidaksiapan, saya menghadapi "awal" dengan baik, saya bertemu, bertukar senyum, bertaut tangan, ah, saya bahkan masih ingat tentang betapa banyak hal bodoh yang saya saya lakukan untuk terlihat konyol didepannya.
samapai akhirnya, saya bertemu dengan ujung yang satu, ya, akhir. pergi, berpisah, adalah hal yang HARUS dipastikan akan terjadi. dan seperti itulah, saya pergi, tapi hati masih tinggal disana, saya pergi, tapi cinta malah tumbuh disana.
justru saya jauh lebih tidak siap dengan keadaan harus pergi dan meninggalkan dia. ah, pada akhirnya manusia akan kalah dengan luka. mm, mungkin tidak semua manusia, tapi saya termasuk yang kalah.
segala ekspektasi yang terlalu tinggi, membuat langkah terasa berat untuk meninggalkan, sebab saat perpisahan datang, disaat itulah mungkin kamu sadar, apa yang sudah kamu lewati, itu adalah hal yang indah, dan kamu harus bahagia.
dari kota ini saya masih saja mendoakan bahagiamu,
saya tidak di awal, juga mungkin (tapi saya tetap berharap) bukan saya yang ada di akhir,
ketahuilah,
perkara bertemu dan berpisah itu adalah pasti, sebab mungkin saja kita dipertemukan, untuk kembali berteman dengan perpisahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar