berapa hari? aku tak mampu menghitug, sebab bagiku matematika tidak pernah berlaku saat sedang mencintaimu. entah hari keberapa, yng jelas aku rindu.
tidak ada senyummu. tidak ada tawamu. tidak ada tampang kusutmu. tidak ada celoteh menyebalkanmu. tidak ada jokes garingmu.
iya, tidak ada.
jemariku rindu menyalip diantara lebat rambutmu. menikmati aromanya sebagai candu yang tak mampu kulepas.
mataku rindu bertemu senyummu. tapi tak pernah berani bertemu matamu. aku takut kamu menemukan semua saat aku terlalu lama memandangmu.
tidak ada kamu.
dan untuk yang kesekian kali, aku benci masih saja rindu.
tidak ada senyummu. tidak ada tawamu. tidak ada tampang kusutmu. tidak ada celoteh menyebalkanmu. tidak ada jokes garingmu.
iya, tidak ada.
jemariku rindu menyalip diantara lebat rambutmu. menikmati aromanya sebagai candu yang tak mampu kulepas.
mataku rindu bertemu senyummu. tapi tak pernah berani bertemu matamu. aku takut kamu menemukan semua saat aku terlalu lama memandangmu.
tidak ada kamu.
dan untuk yang kesekian kali, aku benci masih saja rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar