#30harimenulissuratcinta

#30harimenulissuratcinta

Kamis, 12 Agustus 2010

inspirasi baru

Buat kawan-kawanku yang masih
hidup sampai sekarang, tadi saya
sempat menonton ulang acara
Oprah Winfrey Show 2007 di
YouTube.com dan kebetulan saya
mendapat inspirasi baru yang akan
saya bagikan kepada kalian semua.
Sebenarnya ada beberapa cerita
yang dikemukakan oleh beberapa
orang yang pernah mengalaminya,
tapi saya mengambil cerita yang
paling unik dari beberapa cerita. So,
dibaca nah! :)
Ada seorang ibu rumah tangga yang
memiliki 4 anak laki-laki. Urusan
belanja, cucian, makan, kebersihan &
kerapihan rumah dapat ditanganinya
dengan baik. Rumah tampak selalu
rapih, bersih dan teratur dan suami
serta anak-anaknya sangat
menghargai pengabdiannya itu.
Cuma ada satu masalah, ibu yg
pembersih ini sangat tidak suka kalau
karpet di rumahnya kotor. Ia bisa
meledak dan marah berkepanjangan
hanya gara-gara melihat jejak sepatu
di atas karpet, dan suasana tidak
enak akan berlangsung seharian.
Padahal, dengan 4 anak laki-laki di
rumah, hal ini mudah sekali terjadi
dan menyiksanya. Atas saran
keluarganya, ia pergi menemui
seorang psikolog bernama Virginia
Satir, dan menceritakan masalahnya.
Setelah mendengarkan cerita sang
ibu dengan penuh perhatian, Virginia
Satir tersenyum & berkata kepada
sang ibu : "Ibu harap tutup mata ibu
dan bayangkan apa yang akan saya
katakan" Ibu itu kemudian menutup
matanya. "Bayangkan rumah ibu
yang rapih dan karpet ibu yang
bersih mengembang, tak ternoda,
tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu,
bagaimana perasaan ibu?" Sambil
tetap menutup mata, senyum ibu itu
merekah, mukanya yg murung
berubah cerah. Ia tampak senang
dengan bayangan yang dilihatnya.
Virginia Satir melanjutkan "Itu artinya
tidak ada seorangpun di rumah ibu.
Tak ada suami, tak ada anak-anak,
tak terdengar gurau canda dan tawa
ceria mereka. Rumah ibu sepi dan
kosong tanpa orang-orang yang ibu
kasihi". Seketika muka ibu itu
berubah keruh, senyumnya
langsung menghilang, napasnya
mengandung isak. Perasaannya
terguncang. Pikirannya langsung
cemas membayangkan apa yang
tengah terjadi pada suami dan anak-
anaknya. "Sekarang lihat kembali
karpet itu, ibu melihat jejak sepatu
dan kotoran disana, artinya suami
dan anak-anak ibu ada di rumah,
orang-orang yang ibu cintai ada
bersama ibu dan kehadiran mereka
menghangatkan hati ibu". Ibu itu
mulai tersenyum kembali, ia merasa
nyaman dengan visualisasi tersebut.
"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu
membuka matanya, "Bagaimana,
apakah karpet kotor masih menjadi
masalah buat ibu?" Ibu itu
tersenyum dan menggelengkan
kepalanya. "Aku tahu maksud anda"
ujar sang ibu, "Jika kita melihat
dengan sudut yang tepat, maka hal
yang tampak negatif dapat dilihat
secara positif". Sejak saat itu, sang
ibu tak pernah lagi mengeluh soal
karpetnya yang kotor, karena setiap
melihat jejak sepatu disana, ia tahu,
keluarga yg dikasihinya ada di
rumah.
Kisah di atas merupakan kisah nyata.
Virginia Satir adalah seorang psikolog
terkenal yang mengilhami Richard
Binder & John Adler untuk
menciptakan NLP (Neurolinguistic
Programming). Dan teknik yang
dipakainya di atas disebut Reframing,
yaitu bagaimana kita 'membingkai
ulang' sudut pandang kita sehingga
sesuatu yg tadinya negatif dapat
menjadi positif, salah satu caranya
dengan mengubah sudut
pandangnya.
Ditayangkan beberapa contoh
pengubahan sudut pandang yang
diceritakan beberapa orang (yang
pernah mengalami) yang hadir pada
show tersebut :
* SAYA BERSYUKUR:
- Untuk istri yang mengatakan
malam ini kita hanya makan mie
instan, karena itu artinya ia
bersamaku bukan dengan orang lain.
- Untuk suami yang hanya duduk
malas di sofa menonton TV, karena
itu artinya ia berada di rumah dan
bukan di bar, kafe, atau di tempat
mesum.
- Untuk anak-anak yang ribut
mengeluh tentang banyak hal,
karena itu artinya mereka di rumah
dan tidak jadi anak jalanan.
- Untuk Tagihan Pajak yang cukup
besar, karena itu artinya saya bekerja
dan digaji tinggi.
- Untuk sampah dan kotoran bekas
pesta yang harus saya bersihkan,
karena itu artinya keluarga kami
dikelilingi banyak teman.
- Untuk pakaian yang mulai
kesempitan, karena itu artinya saya
cukup makan.
- Untuk rasa lelah, capek, dan penat
di penghujung hari, karena itu
artinya saya masih mampu bekerja
keras.
- Untuk semua kritik yang saya
dengar tentang pemerintah, karena
itu artinya masih ada kebebasan
berpendapat.
- Untuk bunyi alarm keras jam 5
pagi yg membangunkan saya,
karena itu artinya saya masih bisa
terbangun, masih hidup. (sudut
pandang dari saya sendiri. hhehe!
^_^V)
- Untuk ibu yang sering memarahi
saya, karena itu artinya saya masih
punya ibu. (dari saya juga. hhoho!)
- dll.
Semoga informasi di atas dapat
kawan-kawan renungkan dengan
baik. Karena sesungguhnya
kecenderungan berpikir negatif
hanya akan menimbulkan berbagai
konflik dan musuh. Makanya selama
ini saya jarang menemukan musuh,
coz Oprah Winfrey mania gitu loh!
Thanks buat Oprah Winfrey yang
telah menghadirkan acara yang
selalu membangkitkan semangat
hidup saya serta memberikan
inspirasi yang tak habis-habisnya
diberikan kepada seluruh dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar