#30harimenulissuratcinta

#30harimenulissuratcinta

Sabtu, 31 Agustus 2013

perkara bertemu dan berpisah

apa yang paling memberatkan dari sebuah kepergian? dia yang kamu tinggal pergi? atau? bertumpuk kenangan yang bahkan masih kau rasakan adanya? atau hati yang masih tertaut, mimpi yang masih tertinggal, yang tak mampu kau rengkuh kemudian kau pergi?

saya pernah membaca sebuah kalimat "ada baiknya kita tak perlu bertemu, jika nanti akan berpisah?"

sungguh, benar-benar orang yang tidak bersyukur. bukankah Tuhan sudah mencipta segala seimbang? kiri kanan, depan belakang, atas bawah, keluar masuk, pergi pulang, ditinggalkan meninggalkan, bahkan awal dan akhir.

jika sudah bertemu awal, sudah sepantasnya kita mempersiapkan diri kehilangan akhir. bukannya itu hal yang lumrah?

ada saat dimana kamu tidak pernah berani untuk memulai, lalu ketika itu dimulai, kau merasa nyaman, kau merasa bahagia, sampai pada akhirnya kau bertemu dengan "akhir" ujung segala bahagia dan bersiap dengan pedih, kehilangan, kepergian, saya rasa keduanya hal berbeda tapi berhasil menyakiti hati dengan hebat.

ini sudah hari kedua, terhitung sejak saya pergi dan meninggalkan. seseorang, ya, saya meninggalkan hati disana, di kotak itu. saya meninggalkan hati disana, tepat pada dia. lalu dengan segala ketidaksiapan, saya menghadapi "awal" dengan baik, saya bertemu, bertukar senyum, bertaut tangan, ah, saya bahkan masih ingat tentang betapa banyak hal bodoh yang saya saya lakukan untuk terlihat konyol didepannya.

samapai akhirnya, saya bertemu dengan ujung yang satu, ya, akhir. pergi, berpisah, adalah hal yang HARUS dipastikan akan terjadi. dan seperti itulah, saya pergi, tapi hati masih tinggal disana, saya pergi, tapi cinta malah tumbuh disana.

justru saya jauh lebih tidak siap dengan keadaan harus pergi dan meninggalkan dia. ah, pada akhirnya manusia akan kalah dengan luka. mm, mungkin tidak semua manusia, tapi saya termasuk yang kalah.

segala ekspektasi yang terlalu tinggi, membuat langkah terasa berat untuk meninggalkan, sebab saat perpisahan datang, disaat itulah mungkin kamu sadar, apa yang sudah kamu lewati, itu adalah hal yang indah, dan kamu harus bahagia.

dari kota ini saya masih saja mendoakan bahagiamu,
saya tidak di awal, juga mungkin (tapi saya tetap berharap) bukan saya yang ada di akhir,
ketahuilah,
perkara bertemu dan berpisah itu adalah pasti, sebab mungkin saja kita dipertemukan, untuk kembali berteman dengan perpisahan.

Minggu, 25 Agustus 2013

gadis kecilku

"tanggal berapa ko pulang?"

bibir kecilnya mengeluarkan pertanyaan yang cukup menyentak saya. kaki mungilnya yang sedari tadi bergerak di tempatnya, kini dia gunakan untuk melangkah , sejurus kemudian dia sudah duduk manis di pangkuan saya. bola matanya menyiratkan rasa ingin tahu, kesedihan, dan terlalu banyak, saya bingung menebaknya.

saya mengelus-elus rambutnya sambil sesekali menciumi dia. dia tak bergeming, dia semakin mengeratkan pelukannya, bibirnya sudah terlihat manyun.

"tidak lama, cuma sebentar. jangan nakal yah, belajar sama ayah, jangan lupa kerja PR" saya berucap dengan suara yang sedikit tercekat, pita suara seperti sedang tidak ingin diajak kompromi. beberapa bulir air mata berdesak-desakan di pelupuk mata, saya menahannya. gadis kecil di pangkuan saya merunduk, dia tampak sedang memikirkan sesuatu,.

"jangan lama-lama." ujarnya singkat, sambil mencium dan memeluk saya. dia turun dari pangkuan, menuju ke tempat tidur,

"tidur dimana?" jawab gadis kecilku


"diatas" saya menjawab datar. wajahnya tampak kecewa. saya melangkahkan kaki keluar kamar tidurnya. sesampai di kamar, saya jadi berpikir tentang dia. saya melangkahkan kaki ke arah kamarnya, sudah tidak ada suara, perlahan saya membuka pintu kamar yang sudah mulai berdecit.

dia sudah tertidur, kedua tangan mungilnya memeluk sebuah batal, matanya terpejam, wajahnya kelihatan lelah, saya memeluk sambil menciumi keningnya. malam ini, saya putuskan, saya akan tidur bersama dia.

tulisan ini saya buat ketika dia sedang lelap disebelah saya. besok hari, saya akan berangkat meninggalkan kota ini, entah mengapa, tapi tiba-tiba saja semua terasa berat. tiba-tiba saja, rasanya saya tidak mau pergi. tiba-tiba saja, saya berpikir tidak akan kembali.

sungguh, pikiran ini sukses menerpa kepala saya. sampai keberangkatan besok hari, dan saya melihat ada rsa keberatan dari gadis kecilku. namanya aurel. dia sangat menjengkelkan, tapi mudah buat saya untuk rindu dia. saya takut kalau-kalau ini jadi pertemuan kami yang terakhir. malam ini, saya ingin memeluknya, meski sedang tertidur, saya ingin dia merasa saya menyayanginya.

Selasa, 20 Agustus 2013

Hari kelima : tidak ada lagi yang perlu kita ingat

hey...

sudah hari kelima. sebuah undangan datang untuk saya hari ini. seharusnya, saya mengajakmu pada acara nanti. mungkin kabar tentang kita belum banyak diketahui, sebagian dari mereka menganggap kita masih bersama, itu sebabnya, di sampul undangan itu tertera nama kita, ah saya belum bisa membayangkan saya harus seperti apa ketika bertemu denganmu nanti di acara itu. semua sudah berubah, saya pikir mungkin saya akan canggung harus bertemu denganmu dalam keadaan sudah tidak bersama lagi.

saya masih ingat acara terakhir yang kita datangi sebelum kita berpisah. pesta ulang tahun teman. kamu terlihat begitu tampan dengan kemeja kotak-kotak yang lengannya tergulung sampai siku. kita bahagia, saya dan kamu menikmati malam itu dengan bahagia.
saya masih ingat kita bercanda diantara lautan manusia. saya masih ingat makanan yang kita makan. saya juga masih ingat tentang kita yang turun ke "dance floor" padahal sama sekali tak pandai berdansa. juga saya ingat, tentang bagaimana malam itu kita pulang, kedua lengan membungkam pingganggmu. sesekali saya meletakkan dagu dibahumu. kita bercengkarama, menikmati malam.

dan satu hal yang paling saya ingat, kita pernah berjanji, akan merayakan hari jadi hubungan kita, seperti malam ini, kita bebas, bahagia.

kita memang pernah berjanji. tapi tidak pasti. bulan depan, tahun depan, atau apasajalah.kita hanya berjanji dan merencanakannya saja kan?

jadi, tidak ada janji yang tidak ditepati kan?

Senin, 19 Agustus 2013

hari keempat : jatuh, hancur, terbuang, dan terbakar

heyho...

hari ini mama dan papa saya berangkat keluar kota, dirumah, saya bersama dengan kakak, tapi rasanya tetap saja sama. sepi. kakak saya lebih senang berkecimpung dengan dunia mereka masing-masing. ah, saya bahkan belum bisa menghilangkan kebiasaan menceritakan banyak hal yang sudah saya lalui ya? iya, kebiasaan. saya terbiasa denganmu. mungkin sesederhana itu.

hari ini sebelum kekampus, saya merapikan rumah. hmm.. hampir seluruh rumah. saya menyapu dan mengepel. saya juga merapikan kamar, membereskan baju yang berantakan, seprai yang saya ganti, dan menyemprotkan pewangi ruangan agar terasa suasana segar.

coba tebak apa yang saya dapatkan?
saya menemukan sebuah potongan kertas yang berisi percakapan kita sewaktu didalam kelas, karena tidak memungkinkan untuk menggunakan mulut, akhirnya kita menggunakan media kertas. lalu karena takut ketahuan, saya merobeknya, tapi tetap menyelipkan potongan kertas itu di binder.

waktu itu ada satu potongan yang hilang, saya dan kamu mulai mencari, tapi tidak ditemukan. ingat bagaimana kita menghabiskan waktu hanya untuk mencari satu potongan kertas hasil percakapan konyol kita itu? sampai akhirnya kita mulai bosan dan memutuskan untuk membuangnya. kamu bahkan bilang lebih baik kita membakarnya.

hari ini, saya menemukan bagian yang hilang itu, kemudian saya berpikir sebenarnya apa yang telah terjadi dengan kita? maksudnya, kita hanya kehilangan satu potongan dari kertas itu, dan itu juga bukan percakapan yang begitu penting, hanya karena kehilangan satu sobekan itu, semua jadi terlihat jelek dan tidak sempurna, dan dengan konyolnya kita memutuskan untuk membuang semuanya?

padahal mungkin saja, kita akan menemukan sobekan yang hilang itu jika kita berusaha lebih keras dalam mencarinya.
tapi saya pikir mungkin ini memang sudah akhir dari segalanya. karena jatuh cinta terjadi, ketika kita berhenti membuat upaya. dan itu kan yang sudah kita lakukan? kita telah berhenti berupaya.. dengan hubungan ini.

jadi, saya memutuskan untuk membakar potongan kertas tersebut.

Minggu, 18 Agustus 2013

Hari ketiga : mungkin ini yang mereka sebut hancur

hai..
selamat pagi..  bagaimana tidurmu semalam? semoga lelap. atau kau malah belum tidur? ah saya ingin sekali mengirim ucapan selamat pagi, sayangnya hati saya sedang dalam masa pemulihan dari luka setelah kau pergi.

tiba-tiba saja saya ingat betapa banyak percakapan bodoh yang sudah kita lewati. lucu ya, kenapa saya berharap bisa menghapus semua tentang kamu? tentang kita? saya bahkan pernah memberitahumu,bahwa separuh ingatan, telah kutaruh ditanganmu. jadi bagaimana untuk lupa?

seharusnya "move on" itu bukan masalah yang terlalu besar untuk saya, karena sebagai manusia, Tuhan mungkin sudah melengkapi kita dengan kekuatan untuk "berpindah", "melepaskan", dan "mengikhlaskan". setidaknya itu yang sering saya dengar dari para motivator.

entah kenapa sekarang saya merasa lucu.
sekarang saya menjadi aneh.
sekarang, saya adalah seseorang yang hancur, dan tidak mampu "berpindah"
oh, mungkin ini yang mereka sebut "hancur"

Sabtu, 17 Agustus 2013

Hari Kedua : Menumpuk Kenangan

hey,

terhitung dua hari. bagaimana kabarmu? ah pertanyaan basi. jangan lupa ke gereja ya. kalau belum bangun, kupikir semalam kau begadang lagi, jagalah kesehatanmu. robot pun bisa "rusak" jika terus menerus bekerja tanpa istirahat. apalagi kedua matamu, saya tidak mau kamu berubah jadi panda karena kekurangan tidur.

apa saya perlu mengatakannya? bahwa awal-awal kita berpisah rasanya menjadi hal paling buruk yang harus saya lewati, ya sendirian, tentu saja sendirian. saya merasa seperti, seseorang telah mematahkan kaki saya tanpa terlebih dahulu meminta izin. hal ini membuat saya sulit melangkah, meninggalkan tempat yang masih dipenuhi kenangan tentang kamu.

rasanya, seperti masih ada kamu. tapi tidak. saya masih mencium aroma tubuhmu yang telah berpindah ke sweaterku, meski sudah mulai menghilang, saya masih merasa kamu dekat ketika mencium aroma itu, saya putuskan untuk melepas sweater itu, dan menikmati dinginnya udara dikamar.

tadi saya melewati beberapa jalan. beberapa tempat, dan tiba tiba saja seperti mayat hidup, bayangan tentang kamu bangkit dikepalaku. mataku bahkan berhasil memvisualisasikan senyummu dengan sangat jelas...

ah... saya berantakan., hati ini berantakan,

apa waktu kau pergi, kau sempat membawa sedikit saja dari kekacauan ini dan menaruhnya di hatimu?


hari pertama : akhirnya kita berpisah

iya, akhirnya kita berpisah, bahkan sebelum saya mampu memaknai arti hadirmu selama ini. jadi, ini akhir dari semuanya? dan awal dari saya akan memulai hidup sendiri tanpa benar-benar ada kamu lagi?

"kita" meninggalkan semua dengan rapi ya? seperti sebuah buku favorite yang habis kita baca, lalu kita letakkan di rak sampai berdebu. mungkin cinta ini memiliki kesamaan nasib dengan buku favorite kita. sampai sekarang saya benar-benar tidak menemukan alasan hebat yang harus saya ceritakan pada orang tentang kenapa kita harus berpisah.

saya mencoba menahan air mata, sebab pada akhirnya saya mengerti, tentang kita yang saling mencintai, sebenarnya hanya menunggu waktu untuk disakiti. well, setidaknya saya berterima kasih, telah belajar begitu banyak bersamamu dalam waktu yang terbilang begitu singkat ini. tapi sesuatu masih tertinggal di baju ini, bau parfummu ketika pelukan terakhir kau beri untukku.

ah, saya harus merapikan hati lagi setelah kepergianmu.

ini surat yang sebenarnya saya tulis untukmu, tapi sudahlah, tidak perlu dikirim. 

Kamis, 15 Agustus 2013

apa yang patah, memang seringkali menyakiti. apalagi hati.

cloudy menghempas kepalanya di atas tempat tidur, matanya memandang ke arah langit-langit kamar, sesekali dia menghela nafas berat. pikirannya kacau, dadanya sesak. sesuatu yang begitu hebat telah menyusupi jatuh cinta, ya beberapa orang mengamini bahwa apa yang dialami cloudy adalah jatuh cinta.

namanya langit, pria tinggi berlesung pipi yang begitu hemat bicara. cloudy mengenalnya 3 bulan ini, disebuah kedai kopi tempat cloudy biasa menghabiskan berjam-jam dari satu harinya, sampai kedai bernuasa klasik yang dipenuhi wangi kopi itu akan ditutup.

langit adalah pendiam. begitu kesan awal cloudy. mereka berkenalan ketika tak ada satu tempat dudukpun yang kosong di kedai itu, kecuali di hadapan langit.

"disini kosong kan? boleh duduk disini?" sapa cloudy manis. pria dengan rambut lurus yang sedang sibuk dengan bukunya itu mengangkat wajah tersenyum, yang mungkin lebih mirip "senyum gagal".

"boleh" jawabnya singkat, sambil kembali menyibukkan diri dengan bukunya.

"baca buku?" cloudy bertanya, bola matanya yang bulat besar itu selalu berhasil mengekspresikan sesuatu ketika sedang tertarik pada sesuatu.

"bertanya sama aku?" pria itu menurunkan buku dari pandanganya kemudian memandang dengan tatapan "elo sok kenal banget sih"

"hmm.. iya, yang depanku kan kamu, jelas aku nanya sama kamu, masa sama cangkir penuh coklat yang tadinya panas tapi berubah jadi dingin gara-gara dianggurin?" cloudy berbicara tanpa henti, kecepatan bicaranya mungkin saingan dengan cahaya. pria itu menatap dengan dingin, sedikit melirik dan membuka mulut untuk membaca

"kelihatannya gimana? lagi menjahit?" pria itu memasang wajah datar kemudian kembali ke "Dunia" nya. mulut cloudy setengah terbuka, matanya berkedip, wajahnya menunjukkan raut kesal.

"laki-laki aneh, datar. kayak tv dirumah" ujar cluody dalam hati.

"pesan apa mbak?"

"biasaaaa... " cloudy tersenyum sambil berkedip, pelayan disana kenal betul dengan gadis periang ini, beberapa menit kemudian, sebuah kopi hitam pekat pahit dengan asap yang mengepul dari cangkir putihnya terhidang dihadapan cloudy. wajah cloudy kembali cerah, matanya memejam, sambil sesekali menghirup kepulan asap dari cangkir itu.

"dasar aneh" pria itu berujar sambil menatap cloudy yang sedang menghirup kepulan asap kopinya dengan wajah datar.

"Apa kamu bilang? aneh? kamu itu yang aneh" cloudy berbicara dengan suara stengah membentak.

"ya kamu aneh. perempuan, minumnya kopi, dan apa untungnya menghirup kepulan asap itu?" pria itu berbicra dengan intonasi tenang, cloudy bisa mengira, nilai bahasa indonesianya pasti 9.5, kenapa gak 10? soalnya -5, dia sarkastik sekali.



Selasa, 13 Agustus 2013

Lari

"ada baiknya, jika tak mampu bertahan, pilihan terbaik adalah lari"

beberapa teman saya akan tertawa membaca postingan ini
"lari dari kenyataan van?"

atau yang lebih absurd

"Lari dari kehidupan jomblo lo yang serba absurd dan masih gak punya pacar aja?"

hahhah... mungkin memang benar, tidak semua hal dalam hidup ini mampu kita selesaikan dengan prinsip "maju terus pantang mundur" ada kalanya, saya bahkan memilih diam, dan hal extrem yang sering saya lakukan adalah berlari.

jangan menganggap lari itu hanya dilakukan oleh pengecut, buat saya, lari justru butuh kekuatan, bahkan kadang mungkin usaha yang dibutuhkan jauh lebih besar dari yang bertahan.
iya, kadang memang seperti itu kan?

Minggu, 11 Agustus 2013

rasanya jadi aku?

lagi. aku terjebak pada pilihan tidak memungkinkan, antara mencoba untuk bertahan, atau menguatkan hati untuk pergi jauh lalu meninggalkan. kamu seperti.. sesuatu yang terlalu abstrak untuk sekedar kusentuh, dan entah bagaimana cara untuk menggapai kamu yang telalu tinggi itu.

perasaan yang kutahan berhasil membuat aku terpuruk. kugelengkan kepala untuk pilihan sekadar berhenti dari semua ini. sungguh, terlalu jauh aku sayang padamu. terlalu dalam aku jatuh dalam perasaan cinta ini.

luka? apa itu. yang kutahu, saat bersamamu aku bahagia. mungkin memang ekpektasiku yang terlalu tinggi. aku meletakkan kamu jauh, terlalu jauh, sehingga untuk menggapai kamu kembali, aku kesulitan.

seandainya pun pada akhirnya aku berhenti, akankah segala yang sejauh ini telah kulakukan menjadi jatuh pada sebuah kesia-siaan, tak adakah mereka melesap tempat secuil daja di hatimu? apa aku yang terlalu jauh berharap dan berlebihan mengartikan semua yang sudah kamu beri untukku?

bisa kau bayangkan seperti apa rasanya ketika dengan sangat kau mencinta seseorang, tapi perhatian dan rasa sayangmu ternyata adalah sebuah gangguan bagi hidupnya?

bisa kau coba rasakan, betapa sebuah pedih yang terus menusuk ketika dengan sangat kau mencintai seseorang tapi dia tak pernah peduli dengan apa yang terjadi pada hatimu?

bisa sedikit kau coba untuk renungi, betapa tidurmu terganggu , memikirkan dia yang sudah nyenyak tertidur tanpa kamu yang hadir selintas detik pun dalam mimpi pun pikirannya?

bisa? bisa kau coba rasakan seperti aku yang terlanjur jatuh terlalu jauh pada kamu?
berhenti sungguh tak pernah semudah kau mengabaikan semua perhatian, rasa sayang, dan perjuanganku. tidak. tidak pernah semudah itu,. sebab menjadi aku, seseorang yang jatuh padamu, terlalu sulit, tidak pernah mudah.

Kamis, 08 Agustus 2013

brengsek! aku rindu!

entah aku atau jam yang terlalu gelisah malam ini. bahkan aku dengan tegas meminta bulan untuk segera pulang. bahkan ketika dia belum setengah menikmati kejayaannya diantara luas langit yang pekatnya hampir mirip dengan perasaanku padamu. ingin menangis tapi pasti aku hanya akan menambah lelah pada hati. menunggu sepanjang malam untuk seseorang yang selalu ingkar janji.

aku masih terdiam didepan laptop. dengan headshet terpasang di telinga. hampir 13 jam, aku menunggu tanpa ada kabar. ah. sadis. apa aku harus lagi menangis? hati ingin mengamuk rasanya, kaki ingin berlari ke arahmu mengalahkan jarak dan malam. aku masih menatap layar laptop, terpaku di chatbox FB kamu tidak ada. aku menatap nanar pada handphone, tak ada notifikasi pesan. aku menghela nafas panjang, kumohon, kirimkan aku satu tanda titik (.) saja, agar aku tau kau baik adanya. aku tak mengerti, perasaan ini membawaku memilih sedih, cemburu, atau kecewa!

brengsek!! kenapa kau membuatku cinta mati hah? sehingga mau melakukan banyak hal bodoh yang bahkan tak pernah kau peduli? logika dan hatiku berperang lagi, apa harus berhenti menunggu? padahal tak sekalipun kukatakan bahwa aku menunggu dia? iya aku memang bodoh.

tunggu, akhirnya air mataku keluar juga. sial ! ini bukan karena rindu, tapi ingatanku tentang kamu yang terlalu tajam berhasil menyakiti dan melukaiku. tenang, yang dari mataku ini juga bukan air mata, ini keringatku dalam mencintaimu.

dadaku sesak. ah teman, iya.. kita cuma teman kan? lalu kalau kita cuma teman, kenapa perasaan rinduku terlalu berlebihan padamu? kalau kita cuma teman, kenapa aku harus merasa sakit setiap kali mengingatmu? kalau kita cuma teman, kenapa kamu selalu berhasil memasuki pikiran dan mimpiku? kalau kita cuma teman, kenapa mereka menuduhku jatuh cinta? kamu harus menjawab pertanyaan ini ! iya harus!

aku menatap nanar pada jam. ah jarum jam, menusuk aku lagi lewat detak detiknya. aku benci waktu, ketika sedang bersamamu, mereka lari terbirit-birit, seakan kebersamaan kita adalah hal yang paling menakutkan dan berbahaya bagi mereka.

aku ingin bertemu. dan kalau bisa bertamu di hatimu., dan kalau boleh tak tau diri aku ingin menjadi penghuni tetapnya. tak ada aturan kan bahwa teman tak boleh menjadi spesial? bahwa teman tak boleh menjadi kekasih? kalau ada, aku akan menentang keras.

ah bicara apa aku ini, aku sebenarnya hanya rindu bodoh. pada tawamu, pada rambutmu, pada candaanmu, pada kebersamaan kita. aku benar-benar tidak siap kalau terus menampung rindu lebih lama lagi. aku takut akan membunuhmu lewat pelukan yang terlalu erat agar rinduku mampu kusalurkan.

malam ini, aku ingin kita bercerita. tapi kamu tak kunjung ada! brengsek ! lagi-lagi hatiku rindu,...

Rabu, 07 Agustus 2013

tidak ada...

berapa hari? aku tak mampu menghitug, sebab bagiku matematika tidak pernah berlaku saat sedang mencintaimu. entah hari keberapa, yng jelas aku rindu.
tidak ada senyummu. tidak ada tawamu. tidak ada tampang kusutmu. tidak ada celoteh menyebalkanmu. tidak ada jokes garingmu.

iya, tidak ada.

jemariku rindu menyalip diantara lebat rambutmu. menikmati aromanya sebagai candu yang tak mampu kulepas.
mataku rindu bertemu senyummu. tapi tak pernah berani bertemu matamu. aku takut kamu menemukan semua saat aku terlalu lama memandangmu.

tidak ada kamu.
dan untuk yang kesekian kali, aku benci masih saja rindu.

Minggu, 04 Agustus 2013

someday....

pagi ini, aku terbangun lalu kembali mengingat-ingat beberapa percakapan yang sudah kita bincangkan. kuambil headset, menyumbat telingaku dengan lagu-lagu favoritemu, lagu-lagu yang berhasil mengantarkan memori ingatan ku kepadamu. hitungan detik-demi-detik, aku menikmati nadanya, kalimatnya, dan ingatanku yang berpaling padamu yang berbanding terbalik dengan sikapmu yang padaku hanya seadanya.

ini masih saja tentang aku yang bernafas disebalik punggungmu. berusaha menahan segala sedu sedan perasaan yang tak mungkin untuk sebuah pengungkapan. kamu tidak tahu kan? bahwa perilakumu selalu aku jadikan dambaan dan berharap suatu saat nanti, aku ada didalamnya. aku bisa menikmatinya. ucapanmu yang selalu aku ingat dan tak pernah bisa aku sangkal. pandanganmu yang melayang pada mataku, yang tak pernah mampu aku tolak selain menatap ke arah lain dan berharap detak jantungku tak berbunyi terlalu keras agar kau tak mendengarnya.

aku memberi tindakan nyata yang kau anggap biasa, memberimu kata-kata indah, yang kau anggap sebagai suatu candaan.

tolong beri tahu, aku harus bagaimana? disaat rasa didada yang semakin menyesaki ini tak mampu lagi kutahan? kamu masih saja menutup mata dan menganggap ini adalah perasaan yang biasa saja. disaat aku mengaku siap untuk menyerah, kamu lagi-dan-lagi menebar harapan.

kamulah mungkin, satu hal yang membuatku mempercayai bahwa menunggu tak pernah membosankan, tapi aku tidak tau sampai kapan. selamanya? ah apa hatimu sekejam itu?

tapi.. bukan.. bukan salahmu sepenuhnya. bukan juga kamu yang tega. aku yang sudah memilih kamu sebagai cinta. tak pernah logis berpikir kau akan membalas, atau malah mengeras.
tapi akhir-akhir ini aku sering memaksa ya? benar katamu, cinta itu memaksa. memang yang sedang aku jalani adalah memaksakan kamu tersenyum karena aku dan tetap nyaman disampingku.

aku mendukung pernyataanmu sekarang. cinta memang harus dipaksakan, tapi jika memang tidak bisa, setidaknya aku sudah pernah berjuang kan?
perjuangan yang sedang aku jalani, tidak kuceritakan pada siapapun termasuk kamu yang sedang kuperjuangkan. kamu adalah cit-cita yang (masih) ingin kukejar.

aku hanya berharap satu hal, suatu hari kamu akan menoleh ke belakang, dan menganggapku bukan sekadar kawanmu yang biasa... iya. suatu hari.

Jumat, 02 Agustus 2013

When You Love Someone

Well.. ada yang langsung mikir postingan ini berhubungan dengan lagu endah n rhesa? Yup... this post inspring by their song. Jujur seumur-umur gue denger endah n rhesa, gue baru denger lagunya sekarang. iya, gue emang katrok *ditujes* itupun dengernya hasil cover dari bara sama temennya. (bisa nonton disini )

nah, setelah dengerin, otomatis gue googling liriknya dong, ya, sedikit-sedikit adalah gue tau, cuma dasari listening gue emang lumayan.. (okeh gak perlu dibahas) hahah.. nah jadilah gue nemu liriknya. dan.. *mangap* *speechless* DAMN INI PAS BANGET SAMA HIDUP GUE~~ EEE~~ EEE *pake echo*

I love you but it’s not so easy
To make you here with me
I wanna touch and hold you forever
But you’re still in my dream
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
And I can’t stand to wait your love is coming to my life
But I still have a time to break a silence
Reff:
When you love someone just be brave to say
That you want him to be with you
When you hold your love don’t ever let him go
Or you will loose your chance to make your dream come true
I used to hide and watch you from a distance
And i knew you realized
I was looking for a time to get closer
At least to say hello
And I can’t stand to wait your love is coming to my life
Repeat reff
I never thought that i’m so strong
I stuck on you and wait so long
But when love comes it can’t be wrong
Don’t ever give up, just try and try to get what you want
Cause love will find the way


okeh yang mau galau silahkan.. hahahkk.. belom, ini belom ending post, gue bukan cuma pengen share lagunya doang, tapi mau, ya sedikit nulis.
nah lagu ini berhasil nampar gue sesakit yang dia bisa. 

"I wanna touch and hold you forever But you’re still in my dream"

"I used to hide and watch you from a distance And i knew you realized"

nah yang di"bold" itu adalah lirik yang brengsek sebrengsek brengseknya! berhasil banget bikin gue ngerasa kecil banget. apalagi reff di line ke 4.. mampus deh mampus,... :/ 

iya, mungkin gue terlalu gender membahasakannya, meski ibu kartini sudah bersusah payah memperjuangkan emansipasi wanita, kesetaraan wanita dengan pria, namun tetep aja, sebagai cewek gue ngerasa gak mungkin buat bilang :(

dia juga suka ngasal, terlalu deket sama dia bikin gue gak ngerti sebenernya ini perasaan apa. mungkin aja kan emang cuma rasa temen, cuma pas beberapa lama gak ketemu, entah kenapa tiba-tiba gue ngerasa pengen lebih dari sekedar teman., abis dengerin lagu ini, dan rahasia hati nidji, disini gue sadar, gue memang gak pernah berani bilang apa yang gue mau, apa yang gue pengen. gue terlalu takut untuk menghadapi kenyataan.
gimana kalau selama ini, dia gak punya perasaan yang sama? gimana kalau selama ini, gue yang salah mengartikan perhatian dia? gimana kalau selama ini, ternyata emang cuma gue yang jatuh cinta, iya, sendirian?
pertanyaan itu muter-muter dikepala gue tanpa nemuin jalan keluar.  lagu ini sebenernya motivasi, tapi entah kenapa, gue gak pernah benar-benar berani untuk bilang dari mulut gue.
itu sebabnya gue menulis, karena cuma lewat tulisan, kadang gue punya keberanian buat ngasih tau apa yang gue rasa dan apa yang gue pengen. itupun keberanian gue cuma dikit.

mungkin beberapa orang yang cukup dekat dengan gue akan tertawa membaca postingan ini. "vani? si cablak ini? pemalu? dari segi apanya? gak berani ? dari segi apanya? wong kalau di forum dia yang paling rame heboh.. " well,. here we go, gue lemah di perasaan. gue lemah ketika gue jatuh cinta. gue lemah, gue kelu, gue bingung harus ngomong apa. 

kadang gue berpikir harus ngambil keputusan ini buat jujur, toh setidaknya udah ngaku, kita gak tau kan dia perasaannya gimana? kali aja dia suka juga? cuma sekali lagi, gue bahkan terlalu takut hanya untuk sekedar mencoba. gue cuma berani buat stuck, gue cuma berani buat nunggu dia bilang, gue cuma berani ngelihat dia dari jauh, tanpa berani bilang semua perasaan yang ada dikepala dan hati gue.

tunggu, gue lap air mata dulu... 











okeh, lanjut,... entah kenapa gue sadar dia cukup sadar dengan keberadaan gue, mungkin aja, dia juga ngasih "kode" bahwa dia ga punya perasaan  yang sama dengan pura-pura gak sadar sama feeling gue. ya ini mungkin sih. sampai hampir 2 jam gue dengerin lagu ini, gue tetep gak bergeming, gue masih sama keputusan gue buat nunggu. entah sampai kapan. mungkin.... selamanya.

gue gak bisa memaksa dia untuk sayang sama gue (kalau seandainya benar dia gak punya perasaan yang sama kegue), sama seperti dia gak bisa maksa gue untuk berhenti sama dia.

dan gue, sudah memilih, mungkin untuk tetap menyimpan semua ini rapi dan diam-diam, sungguh, pada akhirnya gue gak seberani "perempuan" dalam lirik lagu endah n rhesa ini. gue bahkan terlalu skeptic untuk mengatakan bahwa yang gue rasa ini benar cinta. sayangnya, ketika gue ngelak, hati gue selalu bilang gue emang sayang sama dia. sayangnya, gue lebih sayang sama rasa takut, sama rasa nyaman gue. 
berat buat gue jujur, karena hati gue terlalu rapuh untuk sebuah penolakan. kalau itu terjadi, hati gue bukan patah lagi, tapi udah jadi serpihan. susah buat utuh.

tapi buat lu yang emang berani, gue ucapin selamat. setiap keputusan punya resikonya, lu bilang punya resiko ditolak, lu gak bilang, punya resiko dia gak akan pernah tau, dan selamanya, elu akan penasaran dengan perasaan dia kayak gimana sama lu.
ya, pada akhirnya, gue memilih untuk mengatup. biar kata yang berbicara, biar angin yang menyampaikan pesan gue.
gue sayang dia. 

*sayup-sayup kedengera reff nya*
When you love someone just be brave to say
That you want him to be with you
When you hold your love don’t ever let him go
Or you will loose your chance to make your dream come true
:')
*elap-elap air mata*