#30harimenulissuratcinta

#30harimenulissuratcinta

Rabu, 31 Juli 2013

seharusnya....

seharusnya memang begini, aku bahagia, sebab pernah kukatakan kepadamu, apa yang menjadi bahagiamu juga mampu menjadi pemicu bahagiaku. nyatanya, tidak.. nyatanya, aku terluka, nyatanya aku tak bisa berhenti menangis, saat tau kau bahagia, tapi aku tak menjadi sebabnya.

seharusnya memang begini, seharusnya tak perlu ada rasa ini. sebab setiap malam aku berdoa pada Tuhan, meminta diberi yang terbaik, didekatkan pada mereka yang terbaik, lalu aku kebingungan karena kau semakin menjauh. apakah menurut Tuhan kau bukan yang terbaik? lalu menjauhkanmu dari pandanganku?

seharusnya... seharusnya...

aku tidak perlu menangis ketika mengingatmu, kepalaku tidak perlu diberatkan oleh ingatan-ingatan tentangmu, dadaku tidak perlu disesaki rindu padamu, dan hatiku tak semestinya dipenuhi oleh kenangan-kenangan tentangmu. seharusnya... itu semua tidak perlu.

nyatanya, aku terpuruk, nyatanya meski tidak sadar, aku sudah jatuh terlalu jauh. bahkan bagiku, jurang adalah sebuah dataran.

seharusnya semua menjadi biasa, seharusnya dihatiku tak perlu tumbuh cinta.

namun, sejak kau ada, hatiku terbiasa, hatiku dipenuhi rasa, hatiku dijatuhi cinta. sayangnya, tak lama setelah itu, ternyata cintaku padamu bukan berujung bahagia, tapi dipenuhi luka..

seharusnya...


aku tidak boleh sejatuh cinta ini padamu... iya, seharusnya.

Minggu, 28 Juli 2013

Tentang meninggalkan? atau sebenarnya rasa kehilangan?

tadi baru saja saya bersama ketiga teman menyanyikan sebuah lagu "Pergilah kasih" ya, lagu yang aslinya di nyanyikan oleh alm. Chrisye kemudian di recyle ulang oleh grup band D'Masiv. well.. ini bukan tentang mereview lagu, band, atau sebangsanya. bukan, saya tidak pernah bakat dibagian mereview sebuah single. well.. ini dari lirik lagu sih, kemudian ditengah-tengah teman saya yang asik menyanyi, saya tiba-tiba nyeletuk
"Wah, pasti yang ditinggalin ini hatinya hancur banget ya?" saya berujar dengan wajah serius.

"iya,.." salah satu teman saya menjawab singkat

*seruput kopi dulu*

well sebelum ngebaca postingan ini, kalian bisa buru-buru ngedownload lagu ini., atau langsung puter di mp3 kalau udah punya file nya *bukan promosi*

nah, berbicara tentang meninggalkan dan ditinggalkan, akan memilih jadi yang meninggalkan atau ditinggalkan? 99% dari survei yang saya lakukan secara (sok tau) dikalangan teman-teman dengan sukses menjawab "meninggalkan". banyak yang beranggapan bahwa meninggalkan jauh lebih baik dari yang ditinggalkan. kata mereka, dengan meninggalkan kita tidak perlu sakit hati, dengan meninggalkan, kita tidak perlu capek-capek "move on" , dan katanya "pekerjaan" yang meninggalkan itu akan jauh lebih mudah, lebih ringan, dari pada yang ditinggalkan. dulu saya juga berpikir seperti itu, meninggalkan adalah hal yang jauh lebih mudah daripada ditinggalkan, tinggal membawa koper, dan tak perlu berbalik pada yang ditinggalkan, iya semudah itu.

tapi benarkah seperti itu? benarkah meninggalkan semudah itu?
kemudian saya berpikir, bahwa ternyata tidak semudah itu, bahwa ternyata tidak sesederhana itu. perkara meninggalkan adalah hal yang sulit. kau harus bersiap-siap untuk segala konsekuensi dari pilihan mu meninggalkan. dituduh sebagai mereka yang "lemah" karena pergi. dituduh sebagai mereka yang menolak untuk berjuang karena memilih untuk meninggalkan. dituding sebagai dia yang yang tidak pernah mengerti perasaan yang ditinggalkan.

meninggalkan itu konsekuensi yang berat, kita yang akan pergi, artinya dia yang harus lebih "berhati-hati" dalam "perjalanan" selanjutnya. pernahkah kalian berpikir bahwa menjadi pihak yang meninggalkan pun tidak sedikit yang "merasa sakit?" meski secara mata manusia, lebih sakit yang ditinggalkan, tapi bukankah cinta jika memang "saling" maka keduanya akan terasa sakit?

apapun alasan perpisahan. semanis apapun persiapan untuk sebuah perpisahan, dan seperti apapun kita mempersiapkan diri untuk sebuah perpisahan, kita tidak akan pernah siap, kita akan selalu "kalah"

rasa kehilangan adalah akibat dari perpisahan. seharusnya kehilangan mengajari kita untuk jauh lebih ikhlas, dan menghargai siapapun, apapun yang berada disekitar kita. sayapun demikian, saya adalah salah satu orang yang baru bisa menghargai sesuatu kalau sesuatu itu sudah hilang sudah tidak ada. sampai pada akhirnya saya sadar, sebenarnya, penyesalan tidak pernah datang terlambat, dia hanya datang sesudah kehilangan mulai terasa.

perkara meninggalkan dan ditinggalkan, juga rasa kehilangan dan berpisah adalah keadaan yang sulit untuk kita lewati. ditahan atau dibiarkan bebas, resiko memang selalu menjadi hal yang tak pernah siap kita hadapi, sekalipun siap, kita selalu "diganggu" oleh ketidaksiapan.



*lanjut nyeruput kopi*


*ditujes pasangan yang baru aja putus*


stephanie litha

Kamu, dan tentang mencintai

kamu. apa definisiku tentangmu? seorang pria tenang dengan senyum ramah yang meneduhkan. setidaknya bagiku. kamu punya senyum yang meneduhkan, berjalan bersamamu membahagiakan, dan setidaknya aku bisa merasakan bahwa detak detik waktu jauh lebih bising daripada detak jantung di dadaku ini.

aku menghela nafas panjang. ternyata sudah seminggu kita tidak bertemu. sudah seminggu aku tidak menikmati aroma khas dari tubuhmu. sudah seminggu, mataku lalai bertemu senyummu.

rasanya baru kemarin, aku, diam-diam bercerita pada hujan tentang bahagiaku bisa mempertemukanmu dengannya. "kita" dibawah hujan. berdua. kamu yang gemetar karena dingin yang menelusup, sementara aku yang sibuk memanjakan hidung dengan petrichor yang mulai melesap masuk bersama oksigen yang kuhirup.

ah, kamu.. cerita-cerita yang kita hamburkan sepanjang jalan. salah satu kenangan termanis berhasil kau cipta untukku, hari itu

setiap kali bersamamu, ada detak detik gemuruh dalam dadaku.hatiku terus menahan-nahan semuanya, sebenarnyam, persahabatan ini hanya kedok ku agar aku tetap bisa bahagia mencintaimu walau dalam keadaan yang berbeda.

kenangan, iya.. kenangan.. ah.. pertanyaan besar mendapat celah di otakku. untuk apa semua kenangan tercipta jika pada akhirnya akan dilupakan? sungguh, aku merasa begitu bodoh karenamu.. sepertinya kamu menjadi sejenis kesalahan, kesalahan termanis yang (sampai saat ini) tak jarang aku tangisi

terima kasih sudah membuat cintaku mendekam terpekur terpuruk dalam ruang yang dikelilingi oleh batas persahabatan. aku sungguh tidak mengerti, kenapa rasa nyaman ini begitu cepat bermetamorfosis menjadi cinta bahkan sebelum aku mengizinkannya untuk berubah.
tapi aku memang senang berharap, hatiku bahagia melakukannya. bagaimana tidak, senyummu itu, senyum yang tiap hari kuceritakan pada Tuhan itu, memberiku suntikan semangat lebih dari yang aku butuh, mungkin itu sebabnya, walau kadang terasa perih, kupikir bertahan untukmu akan mampu kulakukan, sampai aku tiba pada hari kau "menyadari" setiap usahaku.

sebenarnya mencintaimu adalah sesederhana perasaan. tapi semua menjadi begitu rumit, ketika hatiku sampai pada tahap "berharap". iya aku berharap kau menjadi milikku. aku berharap akan ada pernyataan cinta darimu. aku berharap tak ada lagi harapan "kita lebih dari sekadar teman". iya. aku berharap.

aku ingin sekali,sayangnya aku tak kehabisan alasan untuk menunggumu, kelak jika (mungkin) akan habis aku pasti akan berhenti melakukannya.

mungkin saat ini aku harus berpura-pura saja, dan sebelum bertemu denganmu aku akan menyembunyikan hatiku.. jauh.. jauh,. ya, aku harus menanggalkannya sebelum bertemu denganmu. dan jika tiba-tiba ketika bertemu aku memegang dada kiriku, aku minta maaf, tapi aku harus melakukannya, karena kalau tidak begitu rasa sakit yang mati-matian kubendung ini akan keluar bgitu saja dalam bentuk rembesan air mata.

ya, aku harus bertahan, aku harus kuat. meski berulang kali aku harus mengelus dadaku untuk mengurangi rsa sakit didalam sna, setidaknya aku harus tetap kuat..

terakhir,
kebodohanku adalah tahu, kamu tidak pernah memperhatikanku. tapi aku masih saja bersikeras untuk membuatmu bisa mencintaiku. :')

Sabtu, 27 Juli 2013

sederhananya begini... aku sayang kamu.

malam ini banyak hal yang ingin kusampaikan, mungkin tulisan ini terbaca sangat random dan tak jelas akan kemara arahnya, yang jelas, aku ingin bercerita malam ini.

aku menyayangimu...iya sesimple itu. aku sungguh tidak punya alasan ketika mencari namamu di "chatbox" facebook. kenapa aku bisa menyayangimu? teori nyaman? sering bersama? ah entahlah, aku tak pernah bisa benar-benar memastikannya.

aku sudah lupa kapan kamu begitu baik padaku, atau kapan kamu menunjukkan perhatianmu padaku. seiring waktu berjalan, aku mendadak suka. iya,., sesederhana itu.

mmmm.. aku mungkin tidak sadar, ketika lewat sikap kau menunjukkan agar aku berhenti dari perilaku bodoh ini, iya. sayang padamu. mungkin aku bukan tipemu? :') mungkin saja kau jauh lebih tertarik pada kriteria wanita yang sudah kau tetapkan standarnya. atau mungkin juga alam yang tidak senang dan memaksa kita menjauh? tapi untung saja, social media masih mengizinkan aku untuk sekedar mengintip facebookmu, tersenyum ketika mataku bertubrukan dengan link berpotret wajahmu, atau membaca berulang-ulang percakapan kita yang sukses membuatku jatuh cinta dan semakin sayang padamu.

aku juga tidak tau kenapa harus mengintip profile social mediamu. aku hanya suka. sayangnya tak ada informasi yang kutemukan dari sana. kau bukan tipe orang yang suka "nyampah" dan "menghambur" perasaan di social media. mmm... tidak tahukah kamu ada aku yang begitu setia mencari secuil info untuk tau bagaimana perasaan dan keadaan hatimu setiap waktu? :') kamu punya penggemar setia. aku.

kamu pernah bilang, tak ingin memiliki kekasih. bahwa sendiri lebih baik. dan kesendirianmu adalah hasil pilihan yang menurut "kacamata" kehidupanmu, itulah yang paling tepat.

asal kamu tau, sejauh apapun kamu berusaha "menghindar" atau entah apalah namanya, tidak semudah itu kamu mampu menghentikan perasaanku, juga harapanku. "sejahat" apapun kamu dengan semua yang sudah kamu lakukan, aku akan selalu menemukan sisi menarikmu yang akan terus membuatku bertahan. bahkan sampai hal terdetail, seperti,... ngg bau shampoo yang melekat begitu wangi dirambutmu. itu salah satu alasan, mengapa aku senang menyelinapkan jari-jemariku pada helai rambutmu. HA ! GILA !

persahabatan ini sebenarnya hanya kedok ku untuk mencintaimu, sayang hatimu terlalu beku untuk cepat sadar. aku tidak bisa menyerah begitu saja, aku tidak bisa meninggalkan begitu saja. sebab apa guna aku berpaling jika diam-diam aku masih akan terus berdoa pada Tuhan agar memilikimu? apa benar aku terlihat sebodoh itu?
tolonglah, ini hatiku. bukan mauku untuk jatuh cinta padamu.

Jumat, 12 Juli 2013

:)

sisa-sisa aroma tubuhmu masih membekas di indra penciumanku. juga di otakku, sesekali menyumbat oksigen yang sedang ku hela..
ah kamu lagi.. aku sungguh tidak mengerti hal apa dalam dirimu yang membuat aku lagi-lagi merasakan perasaan tolol ini. jatuh cinta.

aku suka begitu banyak hal darimu, menghela dalam-dalam asap rokok yang kau hembus dari bibirmu, memperhatikan senyummu, seriusmu, juga tubuhmu yang kadang ingin sekali kupeluk.

aku tidak suka tatapan matamu, itu membuat ku sulit bernafas. lalu perasaanku melebar meluber kehilangan arah.

aku benci mengakui, tapi sepertinya benar aku jatuh cinta, pada kamu yang dulu hadirnya kuabaikan.

aku suka menghela nafas sembari kepulan asap keluar dari bibirmu.
dan suatu hari, aku ingin mengecap asap itu sendiri dari bibirmu dengan bibirku.
suatu hari...