#30harimenulissuratcinta

#30harimenulissuratcinta

Rabu, 26 Juni 2013

yang tidak pernah cukup

untukmu...

selamat malam...
aku ingin sekali dipulangkan waktu ke dekatmu, namun sejauh ini, aku dan waktu menjadi musuh yang tak henti berselisih. bukan.. sungguh ini bukan tentang jarak, rindu, atau hal-hal yang menyebabkan aku tak mampu untuk merengkuh kamu dalam pelukku yang sebenarnya selalu terbuka untukmu

namun, aku pun tak mengerti bagaimana waktu mampu bekerja sama dan membawa kesepian untuk hatiku, membuat indra pendengarku jadi begitu peka mendengarkan detik demi detik terjatuh menghempas kepulan asa dalam diri yang tak mampu kukendalikan.

sayang,
satu hal yang rindu kukatakan, seumur hidup mencintaimu mungkin tak pernah cukup untuk menghabiskan cintaku. aku ingin mencintaimu dengan khusyuk, lebih dari doa yang memohon meminta kamu, setiap malam, dalam diam, lewat tetesnya air mata.


Minggu, 23 Juni 2013

dengan sebab sederhana

aku benci mengakui bahwa aku jatuh cinta, setidaknya pada orang-orang yang mengenalku sebagai "dia" yang begitu sulit untuk jatuh cinta. sungguh, aku tak suka, rasanya aneh, seperti ada ribuan jarum yang dengan hebat menusuk kepalamu dan membuatmu pusing tak bisa berpikir.
bodohnya, aku jatuh cinta mungkin dengan seseorang yang salah. seseorang yang hatinya jauh lebih dingin dariku, lalu bagaimana bisa "mencair" jika kedua kita adalah beku?

aku benci kenyataan yang begitu puas menamparku, melemparkan aku pada dinding-dinding sombong yang kubangun dengan tanganku sendiri. aku terlihat berantakan. memikirkan kamu lagi, berkali-kali, aku nyalakan laptop, membuka blog, lalu jari-jemari yang lancang ini mencoba menulis tentang kamu. aku buka media player, aku double click lagu john mayer. aku tau ini salah, sebab setiap kali ketika aku mendengarnya, kepalaku sering menukar antara mimpi dan kenyataan.

aku menjadi bodoh, buktinya? aku masih membiarkan diriku berlari selepas mungkin untuk mengejar cintamu. lalu aku menjadi tersesat antara alam mimpi dan nyata. aku kebingungan dengan diriku sendiri, mencintai hati yang jauh lebih dingin dariku memang adalah sebuah kesalahan fatal.

aku lengah, lalu terduduk disebuah kursi panjang, peluhku bersatu dengan air mata. terik matahari melelehkan sedikit beku hatiku. aku mencair karenamu yang begitu dingin itu. aku rakus menjilati setiap tetes sisa beku hatiku. seperti halnya seorang kebingungan, aku ingin pulang, kembali pada kehidupanku yang normal, dan lupa pada cintaku.

aku selalu memejamkan mata, mencoba berteman dengan sunyi. tapi yang hadir malah bayangmu, lagi dan lagi. aku hembus percik senyum dan tawa manismu dikepala, kemudian menyalakan api kesepian. lalu aku, membiarkan diriku terbakal didalamnya, bersama kamu. berharap beku hatimu, ikut terbakar lalu cair bersama abu-abu cintaku

dengan sebab sederhana
aku takut jatuh cinta...
karena aku tak ingin perasaan ini mengendalikanku menuju jurang yang kunikmati. kamu.

Jumat, 21 Juni 2013

aku ingin, rasa ini mati.

aku bersembunyi di balik sepi

meringkuk dalam hangat selimut sunyi

dan cinta yang hebat ini, tertutup oleh tembok tinggi pertemanan

setidaknya itu menurutmu.

awalnya aku juga merasa demikian. bagiku semua hanya pertemanan yang tak perlu dibumbui segala macam kisah untuk membuatnya cinta. ya, aku tak bisa menyalahkan diri sendiri, bahkan ketika kusadari aku punya perasaan yang lain. hatiku ditumbuhi oleh cinta yang sudah lama ku kubur dan tak ingin ku kenali lagi.

semua kedekatan kita. canda tawa kita saat bercerita tentang apapun. semua senyum yang kucipta dengan sempurna, namun pahit getir berkali-kali menghujam hatiku. sungguh, senyumku padamu adalah tulus, hanya terlempar begitu pedih. seperti rasa yang aku tahan, rasa yang terbalut pahit dan sepi karena kusimpan sendiri.

aku... aku tidak bisa menyampaikannya. seperti apa yang sering ku katakan, aku tak ingin menghancurkan apa yang selama ini sudah kita bangun dengan baik, iya tembok pertemanan yang begitu tinggi dan angkuh sehingga sulit bagiku menggapainya. dan pada akhirnya, aku tinggalkan perasaan ini pada tempat yang dipenuhi ragu, kalut dan takut pada rasa itu sendiri. sambil berharap, mungkin suatu hari nanti, rasa itu akan mati dengan sendirinya, jadi aku tak perlu mengubur dia dengan paksa, rasa yang belum mau mati.

semuanya berubah, aku semakin merasa rasa ini semakin hebat dan menanti waktu untuk meledak. membentur-benturkan dirinya di dinding hatiku, membuatku hampir gila kehilangan kewarasan.

"Sekali lagi kukatakan ! aku ini hanya temannya bodoh!!!" pekikku didepan kaca.

aku kembali terdiam, tersudut meringkuk pada dinding pengecut. dinding egois yang begitu kuat memisahkan hati ini dari apa yang ingin dirasakannya. aku simpan dengan erat sayang, rasa yang terlanjur pekat ini.

kepalaku tertunduk mengamati. mata ini mengutarakan perasaannya lewat deras air mata yang tak mampu kutahan lagi. aku melihat tempat itu, tempat yang sering kita lewati berdua dengan perasaan ringan tanpa cinta, tawa kita, dan ribuan kenangan tak terbantahkan masih tertahan disana. seakan menyoraki, mendorongku untuk mencoba menghancurkan megah tembok pertemanan yang sudah kita bangun begitu rapi.

sial sekali, rasa yang ku kurung ini tak kunjung mati, malah aku yang hampir mati. aku tak sanggup lagi, jika memang harus berhenti seperti ini, aku harus rela hati.

kuseret kaki yang enggan melangkah dari tempat ini, dengan kepala tertunduk segala macam pikiran menyeruak tumpah ruah tanpa mampu kucegah. terlalu banyak kata-kata dan kemungkinan yang berceloteh di benakku.

akhirnya kupinggirkan diriku. sekali lagi, aku berharap cinta ini mati. aku dibelenggu sendiri oleh hatiku, dan tak kuizinkan kau menyelamatkanku, karena aku, terlalu pengecut untuk mengaku.

Jatuh Cinta Diam-Diam

Diam katanya adalah emas. jadi bagaimana jika padamu aku jatuh cinta diam-diam? bisakah aku mengklaim diri sebagai salah satu terkaya di semesta raya yang luas ini? sudah, jangan dipercaya, aku pun tak percaya. karena bagiku, jatuh cinta diam-diam hanya menggerogoti hati dengan ribuan pertanyaan, penantian, dan harapan yang lebih banyak mengandung unsur ketidakjelasan.

secerewet bibir yang kupunya, sesungguhnya, hatiku yang sedang jatuh cinta diam-diam jauh lebih cerewet dari yang bisa kau bayangkan. karena di hatiku, pikiranku, setiap detik, aku terus berceloteh, tentang banyak kemungkinan, tentang jawaban atas segala pertanyaan, hatiku senang menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya, dan sepeti apa perasaan pihak yang sedang kujatuhi cinta diam-diam ini. tapi sungguh, aku tak pernah mau menerima perasaan ini, diam-diam dan hanya mampu merutuk dalam hati, siapalah aku ini yang punya kuasa untuk menolak segala perasaan yang datang tiba-tiba tak terduga dan membuatku panik?

banyak sekali pertanyaan yang berputar dipikiranku, aku selalu bertanya

"apa dia punya perasaan yang sama denganku?"

"apa dia sadar bahwa aku sering sekali memandanginya, memperhatikan pergerakannya, bahkan ketika dia melakukan aktivitas yang kecil?"

"apa dia pernah melihatku? menyadari keberadaanku? apa aku tak pernah benar-benar terlihat olehnya?"

"pernahkan, sedetik saja, bayang wajahku mengganggu pikirannya?"

"apa maksudnya mengatakan hal seperti itu didepanku?"

"mengapa dia menyanyikan lagu tentang cinta tadi?"

dan ribuan pertanyaan yang diproduksi otakku terbuang begitu saja tanpa jawaban. atau kalaupun terjawab, sekali lagi hanya aku yang menerka. akhir-akhir ini, dia membuatku sering merenung. kenapa perasaan seperti ini harus tiba-tiba muncul ditengah persahabatan kami yang cukup menyamankan hatiku. aku benar-benar tak mengerti, kenapa hubungan manusia satu dengan yang lain, harus begitu rumit dengan kotak-kotak "cinta" "Sahabat" "teman" dan apalah itu. atau mungkin aku sendiri yang merumitkannya? menyakiti hatiku lewat segala rasa penasaran, membuat luka baru lewat segala tanya yang berakhir tanpa jawaban? entahlah.

dulu kupikir komunikasi mampu menyelesaikan semuanya. sayangnya, gengsi mengalir deras dalam darahku. bisa saja kuhilangkan segala pertanyaan, dan penasaran ini dengan segera lewat bertanya padanya. namun aku memilih untuk lelah, dan kembali berceloteh dengan benak sendiri.

yang kutahu, orang yang jatuh cinta diam-diam, cintanya tetap terbalas. balasan berupa penerimaan cinta yang diam-diam, penolakan yang diam-diam, atau mungkin diabaikan diam-diam.


:'(


Selasa, 18 Juni 2013

Sembilan Belas Di bulan Juni, Selamat Hari Jadi, :)

hey,
yes Hari ini tepat 19 tahunmu di 19 Juni. ah tanggal yang bagus ya?
dear pungky, teman yang baik, teman yang ku sayang
hari ini usiamu bertambah satu tahun lagi, bersyukurlah untuk semua yang sudah Tuhan buat yah? yes, 19 tahun akan banyak hal yang berubah, termasuk detik-detik kamu pergi mengerjar ilmu, waktu seakan berlari dan meninggalkan kenangan kita jauh dimasa lalu.
kamu ingat? obrolan kita dirumah berta? bercandaan kita sewaktu jalan panas-panasan. tangisanku sewaktu kita ditilang? kita karokean cuma berdua? kemudian ajang curhat dikamarku? aku masih ingat semua dengan detail pung...
dan mungkin, saat kamu beranjak hilang dari kota ini, akan ada saat dimana aku rindu melewati hari bersamamu, teman yang aku sayang.
aku sering berpikir pung, kita dipertemukan tidak secara kebetulan, aku suka lesung pipimu, aku suka melihatmu ketika tertawa, aku suka mendengar suaramu yang bising saat dikelas, aku suka saat kita bercanda. tapi aku tidak suka dengan sikap sentimenmu yang ngalah-ngalahin cewek pms :D
hari ini berkurang lagi usiamu didunia, pertambahan umur setahun, selayaknya kamu berubah menjadi sosok dewasa yang lebih bisa membaca situasi.
aku sering mendengar ceritamu, dan disini aku mau bilang, pung,... menjadi kakak memang tidak pernah gampang, harus siap ditiru, harus jadi tempat berteduh, harus siap melindungi, harus siap terus tersenyum dan harus siap menyembunyikan tangis agar mampu dianggap contoh yang baik. menjadi Mahasiswi yang secara total ingin belajar dan bertanggung jawab juga tidak mudah, harus siap gagal dan diremehkan, harus siap menjadi pusat perhatian, harus siap menerima cibir atas apapun, dan harus tetap rasional dalam mengambil keputusan, hari itu kau pernah berjanji untuk jadi lebih baik di kota yang terkenal dengan macetnya itu kan? :')

Pung, "Guru gak akan mungkin ngasih PR kalau jawabannya belum pernah diajarin" yah, serupa dengan semesta, ia tak akan membuat jatuh jika tidak yakin kita mampu bangun sendiri. aku tau begitu banyak hal yang belakangan ini terjadi, dan sangat tidak mengenakkan, tapi anggap saja kali ini Tuhan sedang menunjukkan cintanya ke kamu, Dia mau mengangkat derajatmu menjadi yang lebih baik

teruslah semangat, dan kamu akan lihat, kamu keluar sebagai pemenang atas segala tekanan ini. Hari ini, 19 tahun.. :')

Selamat Ulang Tahun "Pungky Arta Ayuning Tyas" Jadilah perempuan baik, jadilah manusia baik, teman yang baik, kakak yang baik, anak yang baik, pemimpin yang baik, contoh yang baik, siapkan dirimu untuk layak dicintai pria yang baik-baik, untuk masa depan yang baik. Doaku, semua kebaikan dan kebahagiaan padamu akan bermuara, tepat di hari ulang tahunmu. kuharap padamu semakin bertambah kesempatan umur yang Tuhan beri, semakin besar pula sabarmu dalam hidup, semakin besar rasa syukurmu padaNya, dan tetap jadilah anak yang berbakti bagi Ayah dan Ibumu, tetap jadi sahabat yang menyenangkan, tetap dengan dirimu yang selalu ceria

selamat ulang tahun teman yang jarang masuk kampus, Kado mu sudah Tuhan letakkan dengan baik disampingmu, teman-teman yang sayang kamu, orang Tua yang sayang kamu, juga setapak "kelulusan" yang berhasil kau raih untuk kelanjutan masa depanmu, jangan pernah merasa sendirian. selamat menikmati dan menjaga kadomu, buatlah orang tua dan sahabatmu bangga. Jadilah baik.. jadilah yang baik.. Tiup lilinmu, panjatkan doamu pada Tuhan. dan berterima kasihlah untuk pemberianNya. Umur panjang. teman. dan kelulusan.

dari yang begitu menyayangimu,
Aku..