#30harimenulissuratcinta

#30harimenulissuratcinta

Selasa, 12 Juni 2012

kami bertengkar, lalu saling mencintai

aku menunduk. tak berani mengangkat kepala. menebak apa yang bermain dikepalanya, sementara dia masih saja diam. mungkin marah.
"kamu pikir kamu siapa? seenaknya datang dihidupku, membuat hatiku ceria, hariku berwarna, dan membuatku meluapakan kesedihan. dan sekarang? kau bilang kau mencintai dia?" katanya setengah berteriak sambil meremas rambutnya. aku masih diam. kutau dia terluka. itu terlihat jelas dimatanya.
"bicara van!! bicara! kau tidak bisu, dan aku tidak tuli!! katakan semua yang ingin kau katakan! lebih dari itu, aku ingin penjelasan yang sangat logis! kenapa kau malah memilih dia? kalau memang mencintainya kenapa harus datang di hidupku? wahai gadis berhati bidadari berotak iblis.." kalimat terakhir diucapkannya dengan berbisik. pelan. dan lirih.
kuangkat kepalaku. wajah dan mata yang memerah. entah marah, malu, atau sesak. aku bingung. kata-katanya jelas menamparku telak.
"aku.........." ada hening yang panjang diantara aku dan dia. aku tak sanggup meneruskan kalimat. yang mungkin akan menyaktinya. dan juga menyakitiku.
iya. aku berbohong. aku berbohong mencintai pria lain selain dia. bukan apa-apa, aku dulu sangat mencintai dia.. bukan.. maksudku dulu dan sampai sekarang, hanya dia yang ada di hatiku. tapi dulu dia tak pernah menganggapku ada, kehadiranku kasat mata untuknya, bahkan ketika aku mengatakan aku sangat menyayanginya, dia hanya tertawa. mungkin meledek.
dan karena tidak sanggup menebak perasaannya lagi, kuputuskan untuk melepaskan harapanku untuk punya kisah cinta yang indah bersamanya. kuputuskan untuk (BERPURA-PURA) mencintai pria lain selain dia. dengan begitu. mungkin aku mampu melupakannya. dan saat kuutarakan kejujuranku, dia malah memaki mencaci dan marah seakan-akan dia yang paling sakit! DASAR PRIA EGOIS!
kukumpulkan sisa-sisa tenagaku.. sambil terus menahan air mata yang mengalir deras, aku berbicara dengan suara parau
"Iya, aku bukan siapa-siapa, aku hanya sampah yang terus mengusik hidupmu. mengotorinya, aku berharap mendapatkan tempat dihatimu, tanpa pernah sadar, aku ini tak ada artinya bagimu. datang dihidupmu? hey, aku tidak pernah tau akan punya peran penting bahkan bisa membuat hidupmu berwarna! kau tak pernah menunjukkannya padaku!! KAU PIKIR AKU DUKUN YANG BISA MENEBAK PERASAANMU TANPA KAU BICARA HAH?!?" emosiku mulai naik. dia masih menatapku tajam. aku sudah tidak peduli. dia pikir dia siapa? aku ini wanita. perasaanku sangat lembut. dan hatiku tak lagi berbentuk mendengar semua ucapannya.
aku diam. dia diam.
mungkin merenungi semua ucapanku.
dalam hati aku berdoa, semoga Tuhan merubah alur cerita cinta kami, atau memberikan sebuah happy ending dari pertengkaran hebat yang masih saja aku tak mengerti mengapa bisa terjadi.
sembari menghapus air mata, ku tatap dia dalam-dalam. ada pekat yang kurasa.
dia berdiri, entah akan meninggalkanku atau.. ah sudahlah.
matanya yang sembab terus saja menatapku.. aku tak berani membalasnya. dia terlihat begitu menakutkan saat ini.
"Van, entahlah, kamu wanita paling baik yang pernah aku kenal sepanjang hidup setelah ibuku. aku menyayangimu, sampai aku takut melukaimu jika nanti kita bersama, dan ternyata aku tak sesuai dengan yang kau inginkan. aku takut mengecewakanmu van.. TAPI SAMPAI MATI PUN, AKU TIDAK AKAN RELA MEMBIARKAN LELAKI LAIN MEMILIKIMU,TIDAK AKAN VAN!" air matanya kembali menetes, jatuh mengenai tanganku.
ku ikat tali sepatu converseku. lama-lama aku muak melihatnya menangis. dia pikir hatiku tidak sakit? kulangkahkan kakiku menuju pintu, sejurus kemudian, tangannya menahanku.
"Van, kamu benar-benar akan pergi bersama dia? "
"kenapa tidak? aku yakin bisa menemukan kebahagiaan tanpamu! TANPA KAMU DIHIDUPKU"
"kamu tak mau memberikanku kesempatan sekali lagi untuk coba memahamimu? aku ataupun kamu, tidak ada yang memilih untuk tidak bahagia, jadi kenapa kita tak mencoba saling membahagiakan? Van, aku sayang kamu. jangan pergi dariku. jangan pernah mencoba meninggalkanku"
aku tersenyum, kugenggam tangannya dan kubisikkan
"aku akan selalu menemani langkahmu, bahagia atau tidak, kurasa sama saja saat didekatmu. aku pikir kita akan jadi pasangan yang lucu!"
dia mengeratkan pelukannya,












DAN AKU TERBANGUN DARI TIDURKU. TERNYATA ITU MIMPI
SEKALI LAGI
MIMPI... :')



Tidak ada komentar:

Posting Komentar