#30harimenulissuratcinta

#30harimenulissuratcinta

Minggu, 28 Juli 2013

Kamu, dan tentang mencintai

kamu. apa definisiku tentangmu? seorang pria tenang dengan senyum ramah yang meneduhkan. setidaknya bagiku. kamu punya senyum yang meneduhkan, berjalan bersamamu membahagiakan, dan setidaknya aku bisa merasakan bahwa detak detik waktu jauh lebih bising daripada detak jantung di dadaku ini.

aku menghela nafas panjang. ternyata sudah seminggu kita tidak bertemu. sudah seminggu aku tidak menikmati aroma khas dari tubuhmu. sudah seminggu, mataku lalai bertemu senyummu.

rasanya baru kemarin, aku, diam-diam bercerita pada hujan tentang bahagiaku bisa mempertemukanmu dengannya. "kita" dibawah hujan. berdua. kamu yang gemetar karena dingin yang menelusup, sementara aku yang sibuk memanjakan hidung dengan petrichor yang mulai melesap masuk bersama oksigen yang kuhirup.

ah, kamu.. cerita-cerita yang kita hamburkan sepanjang jalan. salah satu kenangan termanis berhasil kau cipta untukku, hari itu

setiap kali bersamamu, ada detak detik gemuruh dalam dadaku.hatiku terus menahan-nahan semuanya, sebenarnyam, persahabatan ini hanya kedok ku agar aku tetap bisa bahagia mencintaimu walau dalam keadaan yang berbeda.

kenangan, iya.. kenangan.. ah.. pertanyaan besar mendapat celah di otakku. untuk apa semua kenangan tercipta jika pada akhirnya akan dilupakan? sungguh, aku merasa begitu bodoh karenamu.. sepertinya kamu menjadi sejenis kesalahan, kesalahan termanis yang (sampai saat ini) tak jarang aku tangisi

terima kasih sudah membuat cintaku mendekam terpekur terpuruk dalam ruang yang dikelilingi oleh batas persahabatan. aku sungguh tidak mengerti, kenapa rasa nyaman ini begitu cepat bermetamorfosis menjadi cinta bahkan sebelum aku mengizinkannya untuk berubah.
tapi aku memang senang berharap, hatiku bahagia melakukannya. bagaimana tidak, senyummu itu, senyum yang tiap hari kuceritakan pada Tuhan itu, memberiku suntikan semangat lebih dari yang aku butuh, mungkin itu sebabnya, walau kadang terasa perih, kupikir bertahan untukmu akan mampu kulakukan, sampai aku tiba pada hari kau "menyadari" setiap usahaku.

sebenarnya mencintaimu adalah sesederhana perasaan. tapi semua menjadi begitu rumit, ketika hatiku sampai pada tahap "berharap". iya aku berharap kau menjadi milikku. aku berharap akan ada pernyataan cinta darimu. aku berharap tak ada lagi harapan "kita lebih dari sekadar teman". iya. aku berharap.

aku ingin sekali,sayangnya aku tak kehabisan alasan untuk menunggumu, kelak jika (mungkin) akan habis aku pasti akan berhenti melakukannya.

mungkin saat ini aku harus berpura-pura saja, dan sebelum bertemu denganmu aku akan menyembunyikan hatiku.. jauh.. jauh,. ya, aku harus menanggalkannya sebelum bertemu denganmu. dan jika tiba-tiba ketika bertemu aku memegang dada kiriku, aku minta maaf, tapi aku harus melakukannya, karena kalau tidak begitu rasa sakit yang mati-matian kubendung ini akan keluar bgitu saja dalam bentuk rembesan air mata.

ya, aku harus bertahan, aku harus kuat. meski berulang kali aku harus mengelus dadaku untuk mengurangi rsa sakit didalam sna, setidaknya aku harus tetap kuat..

terakhir,
kebodohanku adalah tahu, kamu tidak pernah memperhatikanku. tapi aku masih saja bersikeras untuk membuatmu bisa mencintaiku. :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar