#30harimenulissuratcinta

#30harimenulissuratcinta

Kamis, 19 Juli 2012

kepada kamu.... ♥

kepada mata yang ku hutangi banyak rasa terima kasih.
menjadi objek yang tak pernah lelah kuamati. mata, mengamati mata. lalu hati? memendam rasa dalam jangka waktu yang tak tertebak?
hey pemilik mata itu, kali ini, sapaku diselipkan sebuah pinta.
semua halaman dalam buku maya ini, akan terisi olehmu. oleh jariku yang tak akan berhenti bercerita dan menulis tentang kamu. aku berharap, suatu saat... ya suatu saat nanti, aksara-aksara yang kususun dengan begitu rapi ini, boleh tersapu oleh sepasang mata indahmu yang dilindungi oleh lensa tebal itu. berharap setiap huruf ini mengambil tempat diotakmu. lalu menunjukkan betapa cintanya, nona cerewet ini, pada lelaki sepertimu. lelaki yang begitu malas menggerakkan lidahnya.

"mau kemana kak?"

ingat pertanyaan yang kulontarkan tanggal 5 juli waktu itu? kita berpapasan di gerbang sekolah. kamu sedang berjalan dengan kakak tingkatmu. membicarakan hal yang mungkin tak aku mengerti. lalu kamu? hanya membalas 3 kataku dengan satu senyum simpul. sekali lagi, lidahmu enggan bergerak. lalu hanya sepasang bibirmu yang malam itu, walau gelap masih terlihat merah, bekerja keras membentuk sebuah senyum untukku dan dua orang teman lelaki di sisi kanan dan kiriku.
aku tak pernah lupa malam itu. untuk kesekian kalinya, kamu membuatku histeris dengan senyum mu yang memukau. mataku biru, bibirku merah jambu, dan pipiku memerah, lihat kan? betapa "berwarna"nya aku ketika melihatmu! :)

lalu semua berjalan begitu saja tanpa mampu dicegah. pertemuan kita. segala bentuk ketidaksengajaan yang menyenangkan. kamu dan aku. tidak terlarut. tapi aku cukup menikmati "kebersamaan" dan "obrolan" singkat, yang begitu susah payah ku bangun. ah! betapa sulitnya membuat lidah kecilmu itu bicara! susah sekali menarik perhatianmu. teriakan keras, sampai teriakan tanpa suara telah kulakukan. namun? membuat kepalamu menoleh saja tak mampu.

6 juli 2012,

itu terakhir kali aku melihatmu. ada yang tergenang di wajahku, ada yang terngiang di telingaku. entah apa, bagaimana, mungkin ini yang dinamakan mati rasa. aku harus merobek ikatan benang yang susah payah ku rajut. mematikan musik yang mengiringin dansa kedua mata kita. mengumpulkan patahan hati yang berserakan dibawah ujung jari kakiku, lalu memasukkannya kedalam tas yang jahitannya sudah tidak lagi utuh. hening mengginggapi otakku beberapa saat. kaca-kaca di sekujur mataku sudah siap-siap hancur. perpisahan, peluru yang membuatnya menjadi serpihan kecil. lalu serpihan kaca itu, meretas menjadi air mata di kedua pipiku.

parahnya, saat aku pergi.. tak ada kamu. tak ada kata yang lepas dari bibirmu. bahkan keberadaan sosokmu tak terlihat olehku. aku pamit, meninggalkan rumah yang didalamnya ada kamu. ada ribuan doa yang terucap untuk kamu. ya, hanya untuk kamu. meski mataku tak melihatmu, namun kuyakin. terlalu yakin, akan ada pertemuan yang Tuhan siapkan hanya untuk kita :)

malam ini, nona cerewet begitu merindukanmu, saat seperti ini, rasanya aku tak ingin berjarak denganmu. aku ingin menjagamu dari air mata. aku hanya mengenalmu dalam jangka waktu 3 hari yang juga tak terlalu dekat. terlalu cepat dikatakan sebagai cinta yang jatuh. namun entah mengapa, sakitmu pun, aku merasa.

aku ingin sekali menemuimu, lalu menangis sesukaku di pelukmu. tak peduli, seperti apapun mereka melihat yang tampak, aku tetap sanggup menyembunyikan apa yang sebaiknya tersembunyi dan hanya diketahui oleh hatiku. aku, STEPHANIE LITHA, tetaplah wanita yang setia menanti. ini terlihat seperti drama, atau mungkin sinetron yang membosankan. tapi percayalah, skenario TUHAN itu tak pernah membosankan.

jujur aku merasa bahagia meski berada dalam posisi ini. sejak aku mengenalmu, hidup tak pernah terasa seperih dan sebahagia ini. ingat surat cinta yang pertama? kadang-kadang dua hal yang begitu kontras mampu bersatu. sama seperti bahagia dan perih yang sama sama melesap masuk ke hatiku.

nerd, kamu miliki banyak teman dan banyak penggila, salah satunya adalah aku. mungkin aku tak akan pernah benar-benar nyata dalam kehidupanmu, mungkin kau akan selamanya fana dalam otakku, lalu kenapa sakitnya terasa begitu menelusup ketika perpisahan menjemput?

nona cerewet ini melakukan kesalahan fatal. mencinta lelaki yang sulit meluncurkan kata-kata.
bola waktu semakin bergulir, aku atau pun kamu, tak ada yang tahu, pertemuan yang mungkin akan kita dapatkan di masa depan.
kuharap kau segera menemukan aksara-aksara yang telah kucipta untukmu ini
agar kelak, jika mungkin bibirku tak sempat mengucap cinta, semua ini bisa jadi bukti betapa hatiku ingin memeluk dan menjadi bantalan air matamu.
jari jariku kehabisan kata.
ini tersirat, semoga terlihat, aku merindumu. :")



Tidak ada komentar:

Posting Komentar